Semua orang tau Bandung, begitu juga keindahannya. Tapi semua orang belum tentu tau jika Bandung menyimpan luka untuk seorang anak laki-laki yang menangis dalam diam setiap pulang sekolah. Badannya yang lebam jadi saksi bully yang selalu ia terima setiap hari.
Biru Erlangga Mahaputra, jika ditanya apakah ia korban bullying? pasti ia akan menganggukan kepalanya. Ia tidak punya apa-apa selain hati sekuat baja, bukan tidak mau membalas setiap hinaan, tapi Biru tidak punya kuasa apapun sebab ia hanya murid beasiswa yang tahu diri.
Lukanya membekas, air matanya ikut mengering tapi Biru sanggup bertahan walau banyak teriakan di kepalanya menyuruhnya untuk menyerah. Jika tidak ada Ayunda dan Yuda, ia tidak mungkin bertahan hingga akhir.