Menceritakan tentang kehidupan Apta Bayuaji Cokroaminoto setelah tragedi kecelakaan Bapak, Khalid dan Dewangga menuju Surabaya untuk menjemput Apta, tahun lalu (1995). Kehidupan Apta berubah total setelah ditinggalkan oleh keluarganya dalam waktu berdekatan. Apta kira, bencana Tsunami dua tahun lalu akan menjadi penderitaan terakhirnya, namun ternyata ia salah besar. Setelah ditinggalkan oleh Bapak dan kedua kakaknya, Apta masih tetap hidup dan tinggal bersama Ibu Anjani dengan segala trauma yang ia alami. Ibu Anjani yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit, memutuskan untuk membawa Kinan ke rumahnya sebagai seseorang yang akan merawat Apta dan juga Mbah Rani di rumah selama Ibu Anjani kerja atau tidak ada di rumah.